Jika Anda seorang pebisnis, maka Anda pasti sedang memikirkan cara mempromosikan dan menjual produk atau jasa Anda.
Strategi pemasaran produk memang bermacam-macam. Kalau saat ini Anda sedang memakai pemasaran konvensional, maka segera beralih untuk mencoba promosi dengan strategi digital marketing. Zaman semakin berkembang dan saat ini semua sudah semakin go digital.
Tidak cukup jika hanya mengandalkan pemasaran konvensional atau offline saja. Anda pun butuh pemasaran via online. Anda harus menyiapkan strategi pemasaran di era digital untuk menunjang bisnis Anda agar makin banyak masyarakat yang tahu dan menjaring calon konsumen.
Strategi adalah sebuah rencana tindakan atau kebijakan yang dirancang untuk mencapai tujuan utama. Berarti strategi pemasaran digital marketing harus menyelesaikan sebuah masalah dan mencapai sebuah tujuan.
Strategi Pemasaran di Era Digital
Saya akan memberikan beberapa strategi pemasaran di era digital yang bisa Anda terapkan untuk promosi bisnis Anda.
1. Memahami Target Pasar Bisnis Anda
Salah satu strategi pemasaran produk yang paling penting adalah memahami target pasar Anda, yakni orang-orang yang masuk dalam target penjualan produk. Anda bisa menentukannya dengan melihat dari demografi, geografi, umur, dan lainnya.
contoh:
Anda sedang berjualan skincare dengan harga Rp350.000. Maka target pasarnya adalah masyarakat dengan status ekonomi menengah dan menengah ke atas, ibu rumah tangga, dan anak kuliahan.
Kenapa menyasar status ekonomi menengah ke atas? Karena tentu saja bahan skincare berbeda dengan skincare pada umumnya, proses riset yang memakan waktu bertahun-tahun, dan desain kemasan yang ekslusif. Sehingga harga produk Anda sedikit lebih mahal daripada skincare pada umumnya.
Intinya pahami produk Anda dan tentukan siapa target pasar Anda. Jangan sampai salah target pasar.
2. Pakai Social Media Marketing
Media sosial menjadi salah satu strategi digital marketing paling efektif untuk pemasaran bisnis Anda karena proses pertukaran informasi sangat cepat dan hampir setiap orang memiliki media sosial.
Anda bisa memilih platformnya sesuai kebutuhan dan target pasar, mulai dari Facebook, Instagram, hingga WhatsApp.
Anda cukup mengemas promosi bisnis Anda dengan apik melalui bentuk foto, video, dan deskripsi caption yang menarik.
Dalam media sosial, Anda bisa melakukan promosi secara direct selling (penjualan secara langsung) atau soft selling (penjualan tidak langsung).
contoh:
Anda berjualan produk vitamin. Lalu target pasar Anda adalah anak muda usia 18 hingga 35 tahun. Anda bisa menjualnya melalui media sosial mana saja. Tentunya dengan menyesuaikan kemasan promosi Anda sesuai target pasar.
Karena targetnya adalah anak muda, pakailah bahasa-bahasa anak muda. Bisa pakai bahasa gaul atau yang sering dipakai anak muda jaman sekarang.
Anda juga bisa memakai cara direct selling atau soft selling.
Contoh direct selling adalah Anda memposting foto produk vitamin Anda langsung. Dengan deskripsi caption to the point tentang kelebihan vitamin tersebut, harganya, dan lain-lain.
Sedangkan jika soft selling adalah Anda mempromosikan produk secara halus. Misalkan dengan cara memposting tentang gaya hidup sehat, pentingnya makanan gizi seimbang, dan harus mengimbang pola hidup sehat dengan minum vitamin. Yaitu vitamin jualan Anda sendiri.
3. Paid Ads (Iklan Berbayar)
Jika media sosial bisa menjadi cara pemasaran gratis, maka ia juga bisa menjadi berbayar. Yakni menggunakan fitur Paid Ads atau iklan berbayar. Paid Ads bisa Anda gunakan di Google Ads, Twitter Ads, dan Facebook atau Instagram Ads.
Anda bisa mengatur penayangan iklan sesuai kebutuhan, menentukan target pasar, dan mendapatkan hasil terukur harian. Iklan berbayar adalah salah satu cara untuk menjaring konsumen secara instan. Tentunya dengan membayar sesuai kebutuhan iklan Anda.
Dan jika Anda ingin membuat iklan serta membutuhkan approval dari perusahaan QNET, maka bisa melalui [email protected]
4. Video Marketing
Masyarakat juga cukup banyak menyukai konten video karena lebih interaktif dengan gambar bergerak serta musik yang mendukung. Anda bisa membuat video pendek durasi 1 – 2 menit dan mengunggahnya di media sosial. Buatlah sekreatif mungkin.
tips:
Jika video untuk stories di Facebook, Twitter, Instagram, atau Tiktok, maka buatlah video sependek mungkin dengan durasi 15 detik. Kemas dan rangkumlah semua yang harus Anda sampaikan melalui video dalam durasi tersebut.
Jika video di postingan feed, maka Anda bisa membuatnya dengan durasi 1 – 2 menit. Ingat, buatlah video yang tidak bertele-tele.
Untuk video di Tiktok, Anda bisa mengemas video dengan durasi 30 detik saja karena Tik Tok menilai berapa banyak orang yang menonton video Anda sampai habis. Semakin banyak yang menonton sampai habis maka konten Anda bisa masuk FYP (For You Page).
Sedangkan jika Anda ingin membuat konten video di Youtube, buatlah durasi pendek sekitar 5 menit karena masih awal.
5. Blog/Website dan SEO
Website atau Blog adalah situs yang bisa Anda gunakan untuk mengisinya dengan berbagai informasi terkait bisnis Anda. Melalui website, anda bisa mengedukasi calon konsumen agar mereka tahu bisnis Anda dan tertarik untuk memakainya.
Lalu, Anda juga bisa menggunakan SEO atau Search Engine Optimization. Yakni cara optimalisasi website di mesin pencarian seperti Google agar artikel atau website Anda di peringkat pertama pencarian Google.
contoh:
Anda menjual produk vitamin C yang mengandung glutathione. Lalu ada orang yang mengetik “jual vitamin C glutathione di Jakarta” melalui keyword Google. Lalu Anda menggunakan teknik SEO untuk mempromosikan jualan Anda. Maka produk vitamin Anda dan website Anda akan muncul di pencarian paling atas pada halaman Google.
Namun, strategi SEO ini membutuhkan upaya yang cukup lama dan cukup kompetitif. Anda bisa belajar pelan-pelan atau menggunakan jasa ahli.
6. Lakukan Analisis dari Strategi Pemasaran Anda
Saat Anda sudah melakukan pemasaran digital, maka jangan lupa untuk mengukur dan menganalisa hasil kerjanya. Hitunglah dari awal saat Anda mulai memasarkan hingga proses akhirnya.
Hal ini penting untuk bahan evaluasi selanjutnya sehingga Anda dapat mengambil langkah agar proses pemasaran Anda lebih baik kedepannya.
contoh:
Anda sudah memposting produk Anda di media sosial setiap hari, tapi kenapa konsumen masih sedikit. Anda harus mencari penyebabnya terlebih dahulu.
Misalkan saja, penyebabnya adalah foto yang kurang menarik, warna desain tidak cocok, atau caption kurang menggugah netizen untuk membeli produk Anda.
Maka selanjutnya Anda bisa memperbaiki masalah tersebut.
Itu tadi 7 strategi pemasaran di era digital. Sekarang saya akan memberitahu Anda dua studi kasus sebagai contoh.
Contoh Strategi Digital Marketing
Misalkan Anda berjualan produk kopi sehat dengan bahan premium dan sudah memasarkannya via media sosial. Namun Anda merasa hal tersebut tidak efektif.
Karena Anda ingin followers akun online shop Anda naik 1x lipat, tapi jumlahnya tidak naik-naik. Saat Anda memposting sesuatu di sosial media juga hanya sedikit yang merespon postingan Anda, likes dan jumlah komentarnya tidak terlalu banyak.
Berarti tujuan yang ingin Anda capai di sini adalah harus terukur dan jelas dalam waktu berapa lama. Misalnya: pertumbuhan followers naik 10% dalam waktu 1 bulan.
Bagaimana caranya?
Pertama, Anda bisa memeriksa situasi media sosial Anda dengan social media analytics yang dapat Anda temukan gratis di Google. Melalui analitik media sosial tersebut, Anda bisa melihat:
- Engagement Rate bulanan Anda vs Kompetitor
- Jumlah kunjungan netizen ke akun media sosial Anda
Lalu, periksa lagi konsistensi postingan Anda. Bedakan postingan yang bagus dan tidak bagus. Buang yang tidak bagus dan jangan Anda pakai lagi di bulan depan.
Data-data yang sudah Anda dapatkan tersebut Anda gunakan lagi untuk mencari tahu tren kesukaan calon konsumen Anda.
Misalkan data menunjukkan followers Anda paling banyak ternyata perempuan. Lalu Anda mencari tahu kebiasaan followers Anda tersebut. Ternyata mereka suka minum kopi dan gaya hidup sehat, mereka ingin mencari kopi yang rendah kadar gulanya.
Jadi saat ini Anda sudah tahu tentang:
- Masalah / tujuan yang ingin Anda capai
- Situasi saat ini
- Tren yang ada
Maka selanjutnya tentukan target pasar berupa geografi, demografi, dan lain-lain.
Kalau Anda sudah tahu, baru nanti akan mengikuti:
- Gaya bahasa dan pendekatan Anda
- Konten yang cocok untuk mereka
- Anda tinggal membuat konten sesuai target pasar dan hasil data yang sudah Anda lakukan beserta riset-risetnya.
Beralih ke contoh kasus lain untuk berjualan di media sosial.
Misalkan studi kasus saat ini sedang tidak pandemi. Anda sedang ada di sebuah restoran yang ramai. Rata-rata pengunjungnya laki-laki berusia 20 – 40 tahun. Mereka suka membicarakan tentang pekerjaan, bola, investasi, klub sepeda, dan banyak hal.
Lalu saat Anda dan teman-teman Anda sedang membicarakan tentang klub bola favorit kalian, tiba-tiba ada sales vitamin A ikut ke dalam kelompok teman-teman Anda. Sales tersebut malah jualan dengan cerita panjang lebar tentang obat yang dia jual.
Padahal Anda dan teman-teman Anda tidak tertarik sama sekali. Dan karena tidak kenal, Anda tidak mengacuhkan sales tersebut. Dan sales A tersebut pun gagal mempromosikan produk vitaminnya.
Lalu…
Di hari yang lain, ada sales vitamin B yang datang. Dia ikut ke dalam kumpulan Anda dan teman-teman, tetapi dia tidak berjualan. Dia mengikuti alur obrolan Anda tentang klub sepak bola, jersey terbaru, skor pertandingan terbaru, dan hal-hal lain yang membuat Anda tertarik dengannya.
Setelah tahu polanya, sales B mulai beraksi dengan menceritakan tentang gaya hidup sehat, naik sepeda, dan multivitamin biar badan tidak cepat lelah. Pelan tapi pasti, akhirnya Anda dan teman-teman Anda tertarik dan bertukar kontak dengannya.
Intinya, dengan memahami target pasar Anda, pendekatan storytelling, interaksi dua arah dan edukasi, Anda bisa mendapat perhatian. Dalam digital marketing, Anda boleh memposting jualan Anda. Tapi juga harus selang-seling dengan informasi lain yang menarik perhatian target pasar Anda agar tidak bosan.
Kesimpulan
Pada intinya, Anda harus menentukan target pasar, lalu menentukan strategi pemasaran digital, kemudian carilah banyak referensi dari kompetitor, dan cari channel pemasaran yang tepat (via media sosial, website, dan lain-lain).
Selamat memasarkan produk Anda!
Baca Juga : 7 Tips Pemasaran Untuk Penjualan Langsung di Masa Pandemi Covid-19