Dari situasi ekonomi global, hubungan antara individu, dan kesehatan mulut kita, dampak pandemi COVID-19 memang sangat luas. Ini mungkin terdengar seperti lelucon, namun menurut dokter gigi di seluruh dunia, kesehatan mulut sangat menurun dalam dua tahun terakhir. Kenapa sebabnya? Ternyata, selama pandemic banyak yang gencar menikmati cemilan manis seperti permen dan coklat selama PSBB / PPKM dan banyak juga yang melupakan rutininas perawatan pribadi, termasuk lupa menyikat gigi.
Memang masa-masa PSBB / PPKM sungguh membuat banyak orang mengalami stress yang sangat luar biasa, jadi bisa dimaklumi jika banyak yang lupa menjaga kesehatan dan kebersihan gigi. Namun, sekarang masa pandemi sudah lewat dan banyak orang yang sudah kembali ke kantor dan harus bertemu pelanggan atau partner bisnis. Kebersihan pribadi harus dijaga kembali agar penampilan selalu kinclong saat meeting. Senyum yang ramah dan gemilang tentunya sangat penting untuk yang aktif di dunia bisnis. Bagaimana caranya untuk memaksimalkan gemilangnya senyuman kita? Gampang ternyata. Kita akan berbagi langkah-langkahnya di bawah ini.
1. Ganti Sikat Gigi
Cek sudah berapa lama Anda pakai sikat gigi Anda? Kapan terakhir kali Anda ganti sikat gigi? Sikat gigi sebaiknya diganti setiap 12 – 16 minggu. Sama halnya dengan sikat gigi mesin. Sikat gigi nilon dapat bertahan lama, tetapi karena digunakan tiap hari, sikatnya bisa berubah bentuk dan tidak efektif lagi. Untuk hasil yang maksimal, dokter gigi merekomendasi penggunaan sikat gigi yang lembut.
2. Ganti Pasta Gigi
Pasta gigi yang dipakai tidak kalah pentingnya dengan sikat gigi.
Saat Anda memilih pasta gigi, apakah Anda hanya mengambil pilihan berdasarkan yang harganya paling murah, atau merk yang paling terkenal, atau yang bintang iklannya paling cantik atau ganteng?
Nah, inilah saatnya untuk mengambil pilihan Anda lebih serius.
Soalnya, hampir semua merek pasta gigi mengklaim mampu melawan dan mencegah kerusakan gigi. Namun sebagian besar juga mengandung bahan kimia berbahaya, terutama fluoride — bahan kimia yang dapat merusak kesehatan fisik secara keseluruhan. Jadi, solusinya adalah memilih pasta gigi seperti ProSpark, yang diperkaya dengan bahan-bahan alami seperti mimba dan garam batu serta campuran asam amino paten.
Mimba adalah bahan yang telah digunakan dalam pengobatan Ayurveda selama berabad-abad dan telah terbukti secara ilmiah efektif dalam melindungi terhadap gigi berlubang dan penyakit gusi. Garam batu dapat membantu remineralisasi gigi dan menetralkan asam yang menyebabkan kerusakan gigi.
3. Sikat Gigi Secara Benar dan Teratur
Selain sikat gigi dan pasta gigi, Anda juga harus menyikat gigi dengan baik dan benar.
Cara menyikat gigi mungkin berbeda beda, tapi dokter gigi merekomendasikan rejimen menyikat gigi tidak kurang dari dua kali sehari dan minimal dua menit setiap kali.
Tapi, jangan menyikat terlalu keras, ya! Jika Anda sikat dengan terlalu semangat, Anda akan melukai gusi dan memperburuk situasi. Anggaplah cara menyikat dengan memijat, bukan menggosok. Jangan lupa bersihkan juga garis gusi Anda ya.
4. Pastikan untuk membersihkan gigi dengan benang
Ada banyak pesan kontradiktif tentang flossing (membersihkan gigi dengan benang). Memang, tidak semua ahli setuju bahwa praktik tersebut mencegah gigi berlubang. Namun, semua dokter gigi setuju bahwa resiko penyakit gusi dapat dicegah dengan flossing secara teratur. Flossing bisa jadi tidak nyaman. Namun demikian, dengan teknik dan benang gigi yang tepat, senyum Anda bisa semakin mantap.
5. Kunjungi Dokter Gigi Secara Teratur
Siapa sih yang senang ke dokter gigi? Seremmmm.
Sayangnya, gigi kita tidak bisa memperbaiki diri sendiri, dan ada kemungkinan ada kerusakan yang pelan-pelan menjadi serius jika tidak diatasi secara dini. Oleh sebab itu, kita harus mengunjungi dokter gigi secara teratur, minimal dua kali setahun.
Mungkin kita bisa pilih dokter gigi yang ramah dan cocok dengan kita. Tapi pada dasarnya, demi senyuman yang mantap dan kinclong, periksa gigi secara teratur itu wajib hukumnya.
Notes:
PSBB: Pembatasan Sosial Berskala Besar
PPKM: Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat